Day 1 #10daysforASEAN: Nyalon Dimana Kita?
Wow! Tema
hari pertama #10daysforASEAN ini harus menjawab pertanyaan: Bagaimana kalau di sekitar perumahan kamu banyak
berdiri salon-salon Thailand yang profesional dan mempunyai sertifikat tingkat
internasional apakah akan menggeser salon lokal? Apa analisismu?
Merasa tahu
alakadarnya tentang salon terutama salon ala Thailand, akhirnya riset kecil
melalui Google pun dilakukan.
Menurut
analisa asal-asalan ala saya, kalau di sekitar perumahan saya berdiri
salon-salon ala Thailand yang profesional dan bersertifikasi internasional, tergantung
salon lokal yang seperti apa yang akan tergeser.
Di lingkungan tempat saya tinggal
ada beberapa kelompok salon. Mulai dari salon-salon kecil yang mematok harga
yang murah meriah harga tetangga dan anak kost, salon dengan beberapa brand yang sudah dikenal baik oleh
masyarakat dan salon yang kategorinya high-end
class alias salon tersebut hanya
memiliki satu dua cabang atau gerai tunggal dengan brand yang kurang dikenal tapi interiornya nampak nyaman dan
eksklusif.
Dari sudut pandang saya, bisa dikatakan
masing-masing memiliki kadar keramaian yang berbeda-beda. Tergantung jasa apa
yang tersedia, kualitas layanan, harga, kenyamanan, dan kemudahan untuk
memperoleh atau menikmati jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Setidaknya itu yang selalu
jadi pertimbangan saya kalau mau nyalon.
Sertifikasi tingkat internasional? Eeerrr... sejujurnya saya sendiri tidak
pernah memikirkan apakah pemilik salon dan atau kaspter yang menangani saya itu
memiliki sertifikat atau tidak. Yang penting hasilnya rapi, harga terjangkau
dan membuat saya senang, sudah cukup.
Tapi, sebagai pelanggan salah
satu salon dekat kost-an saya, sudah pasti saya berharap salon tersebut selalu
meningkatkan kualitas kualitas layanan, menambah jenis layanan dan meningkatkan
kemampuan pegawai salon tentunya. Contoh sederhana, saya yang berkerudung ini
sudah pasti akan mencari salon yang khusus untuk wanita atau setidaknya ada
ruang khusus bagi wanita saat perawatan rambut dan tubuh seperti lulur, pijat,
sauna, dan lain sebagainya. Jadi, kalau salon langganan saya itu tidak
memikirkan perubahan ke arah sana, maka saya akan mencari salon lain yang mampu
memenuhi kebutuhan saya walaupun letaknya mungkin agak jauh dari tempat tinggal
saya.
Nah, bagaimana dengan kehadiran
gerai Thai salon yang bersertifikasi internasional? Bagi pelanggan seperti
saya, yang pertama kali ditanya pastilah masalah ruang khusus perawatan bagi
wanita yang tidak diakses oleh kaum adam. Sehingga dapat memberikan rasa nyaman
bagi saya selama melakukan ritual nyalon
di salon tersebut. Selanjutnya yang akan ditanyakan adalah jenis layanan, kebersihan
dan suasana salon, serta rekomendasi teman untuk kemampuan kapster atau pegawai
salon dalam mengerjakan tugasnya. Sehingga, masalah sertifikat bertaraf
internasional bisa jadi akan ada diurutan kesekian yang bahkan mungkin tidak
akan diperhatikan.
Kemampuan berkomunikasi dalam
bahasa asing, mungkin menjadi nilai tambah sekiranya kelak saya merekomendasikan
salon tersebut kepada rekan kerja yang bukan orang Indonesia. Salon yang
memiliki pegawai yang piawai dalam melakukan tugasnya dengan baik ditambah
dengan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing ditambah dengan suasana dan
tempat yang bersih, rasanya akan mampu bersaing dengan salon impor dari
Thailand yang mungkin salah satu jasa yang ditawarkannya adalah Thai massage
yang terkenal itu.
Kalau setiap pemilik salon peka
dengan kebutuhan pelanggan yang ada di sekitarnya dan memiliki perencanaan yang
matang dalam hal peningkatan kualitas layanan, saya yakin salon ini akan mampu
bersaing saat Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 diberlakukan nanti.
~~~yang punya blog~~~
Tulisan ini disertakan dalam Lomba
Blog ASEAN Blogger Community - Chapter Indonesia #10daysforASEAN, Menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
yang ramah kantong menjadi prioritas hehehe, secara kalo model rambut yah gitu2 ajah :D
BalasHapus