Happy Holiday in Bintan Resorts
Entah karena
kecape'an atau merasa "di rumah", tapi yang pasti tidur saya nyenyak...banget! Ketukan di pintu kamar dan panggilan Deasy dari luar
kamar sampai membuat saya loncat dari tempat tidur. Sempat bingung sesaat, “ini di mana sih? Jam berapa?”
Dan
ketika sadar, “ Aaarrrrggghhh Deasy! Masih pagi banget ini!”
Kata saya sambil kembali nyungsep menikmati empuknya kasur dan bantal, membiarkan pintu kamar terbuka dan Deasy yang
(sepertinya sih) bengong! Entah...
~~~
Salah satu area Township |
Selesai
mandi, sarapan, beres-beres. Akhirnya kami jalan pagi menyusuri jalanan
beraspal menuruni bukit. Melewati berderet-deret dormitory karyawan hotel yang
beragam warna dinding bangunannya. Berbelok ke arah Pasar Oleh Oleh, kami tidak
berniat untuk mampir dan belanja oleh-oleh... padahal sehari sebelumnya kami
berencana ke POO untuk beli beberapa barang bergambar Coconut Head –maskot
Bintan Resorts-.
Menyeberangi
jalan yang mulus dan sepi, kami melangkahkan kaki ke jembatan kayu menuju
Kampoeng Lagoi yang isinya pertokoan yang bangunannya lebih modern dari POO
tapi isinya ya kurang lebih mirip. Ada toko baju, toko souvenir, restaurant,
dan tempat bermain. Kampoeng Lagoi ini bersebelahan dengan lapangan serba guna
yang cukup luas. Biasanya lapangan ini digunakan untuk olah raga, upacara bendera,
dan berbagai acara lainnya termasuk bisa berfungsi sebagai tempat mendaratnya
helikopter karena di salah satu sisinya tersedia helipad.
Deasy di depan Kampoeng Lagoi & Gate Bintan Mangrove |
Keluar
dari Kampoeng Lagoi melalui area belakang, kami melanjutkan jalan kaki pagi
kami melalui jalan kecil beraspal. Kali ini sisi sebelah kiri kami hutan yang
rasanya sih masih ada satwa liar seperti ular, monyet, burung, dan... mungkin
fireflies saat malam tiba.
Kami
sempat berhenti sebentar di depan gerbang menuju jetty Mangrove Tour. Dulu
saya sempat beberapa kali... sering sih tepatnya, mampir ke jetty. Entah untuk
sekedar menikmati suasana, atau untuk tujuan kerja alias random check. Hehehe iya, saya suka sekali random check. Oiya, ngomong-ngomong, Mangrove Discovery Tour-nya
Bintan Resorts ini pernah meraih PATA Gold Award lho!
Jalan-jalan
pagi kami berakhir di... Wisma Bintan Resorts!
Masuk
ke area lobby...kosong! Ada kesibukan di area pantry sepertinya, karena salam saya ngga ada yang respon. Akhirnya
dengan tingkat kepedean yang pede, saya menyeret Deasy melangkahkan kaki untuk
ke lantai atas. Sampai di lantai atas, saya celingukan...sepi eh, ada suara
dari arah ruangan Pak Adit.
Deasy
bisik-bisik,”eh, ni ngga apa-apa ya kita masuk-masuk aja?”
Saya
menggeleng sambil nyengir,”salah sendiri, kenapa front desk ditinggal kosong hehehe...”
Bang Rodo, Kak CIciu, Mba Yuli, Saya & Pacet |
Puas
kangen-kangenan, puas bikin rusuh ruang HRD, akhirnya saya dan Deasy
meninggalkan Wisma setelah Hermanto datang menjemput kami. Tujuan pertama BBT
FT. Jemput Mamak Syafliana dan... urus keberangkatan kami hari itu.
Mau
kemana kami sebenarnya dengan waktu yang hanya tersisa sekitar 3 jam itu?
Tujuan utamanya sih mendatangi beberapa tempat yang sebelumnya sudah saya
masukan ke dalam daftar sebagai tempat untuk melakukan kegiatan outdoor dengan suasana yang berbeda-beda.
Golf Academy Ria Bintan Golf Club |
Kami
menyambangi golf club yang masuk ke dalam Top 100 golf course versi GolfDigest
Magazine dan meraih penghargaan the Asian Golf Monthly Awards 2008 sebagai Best
Golf Course in Asia itu bukan untuk driving belajar apalagi untuk main golf hehehe...
Staff
Ria Bintan mengajak kami untuk melihat Golf Academy-nya yang bersebelahan
dengan lapangan golf 36-hole hasil design Gary Player. Golf academy ini cukup
luas dan kira-kira bisa menampung 50 orang lebih untuk berkegiatan di sini. Menariknya, staff Ria Bintan memberi tawaran berupa free driving range kalau rencana kegiatan jadi dilakukan di sana. Sayangnya, kegiatan outdoor itu gagal dilakukan karena satu dan lain hal. Ya mungkin suatu hari nanti bisa direalisasikan. Semoga!
Dari Nirwana Kelong Restaurant & Nirwana Beach Club |
Tempat
pertama yang dikunjungi di kawasan ini adalah Nirwana Kelong Restaurant. Bukan
untuk menikmati black paper crap atau
shrimp oat deep fried yang
e-n-a-k-b-a-n-g-e-t itu, tapi tempat ini jadi salah satu tempat yang ada di
dalam daftar untuk melakukan kegiatan outdoor.
Mumpung
Kelong belum ramai, kami berempat melihat-lihat ke dalam sampai ke jembatan
menuju Calypso Bar dan baru meninggalkan Kelong ketika serombongan tamu datang.
Dari Kelong, kami malanjutkan perjalanan menuju Nirwana Beach Club.
Dan
Nirwana Beach Club adalah tujuan selanjutnya. Saya memilih tempat ini karena
dari pantai NBC itu kami bisa melihat siluet landscape Johor Bahru, dan kalau
malam hari akan terlihat pendar cahaya dari mercu suar di Pedra Branca Island.
Jadi, kalau kegiatan outdoor itu jadi
dilakukan, maka saya akan masukan tempat ini sebagai tempat untuk melakukan
kegiatan sore/malam hari. Romantis tempatnya... hehehe *ngomong-ngomong, saya pernah membuat tulisan dengan background NBC lho!*
Saya
lupa idenya siapa, tapi waktu itu saya setuju ketika mobil memasuki pelataran
parkir Lagoi Park & Reservoir. Dulu, ketika saya meninggalkan pekerjaan di
sini, tempat ini masih dalam penataan. Ada play ground untuk anak-anak,
lapangan hijau yang ngga terlalu luas, ada saung dekat reservoir untuk
menikmati suasana di sana, dan lainnya.
Sebentar
di sana, saya mengambil beberapa foto sebagai tambahan. Siapa tau berguna,
pikir saya waktu itu. Karena tempat ini sebetulnya masih 50:50 masuk ke dalam
daftar. Waktu rasanya bergerak begitu cepat, saat saya melirik jam yang ada di
tab. Duh! Telat nih... kami buru-buru kembali ke lodge.
Kehebohan
Secepat
kilat kami berkemas, saya sempatkan shalat...*ngga konsen juga akhirnya*
Rasanya saat itu saya ingin menghentikan waktu sejenak, supaya kami bisa
beres-beres dengan tenang. Sayangnya ngga bisa, akhirnya terjadilah kehebohan
dan kepanikan di dalam lodge ditingkahi dengan bunyi dering hp bertubi-tubi.
Saya panik!
15
menit sebelum keberangkatan, kami baru berlarian turun dan masuk ke dalam mobil
sementara traveling bag kami dibantu
hermanto dan salah satu staff lodge sudah dibawa masuk ke dalam mobil. Jam
14.30 kurang sekian menit, saya nyaris menabrak salah seorang turis yang sedang
berdiri di ngga jauh dari pintu. Saya lari sekencang yang saya bisa sambil
menarik traveling bag saya. Deasy
mengikuti saya dari belakang. Mamak Syafliana... Hermanto... entah, saya tidak
tau lagi. Pikiran saya mulai kacau... gimana kalau ngga bisa berangkat?
Mestinya saat itu systemnya sudah cut off
time dan... immigration clearance?
Saya sempat melirik ke keberangkatan, masih ada yang antri! Great! Saya tiba di Ticketing Office dengan
nafas terengah-engah...
Beruntungnya
saya, karena saat mampir ke BBT untuk jemput Mamak, saya dan Deasy meninggalkan
passport dan tiket kami. Jadi ketika
kami tiba, tiket sudah berganti jadi boarding
pass.
“All clear, mbak, tinggal tunggu di ruang
keberangkatan aja,”
“Duh,
ok, maaf ya telat. Tadi kelamaan muter-muternya...,”
“No
problem. Itu yang sudah di dalam pun belum boarding
kok,”
Saya
nyengir. Lega. Pelan kami melangkahkan kaki masuk ke ruang keberangkatan.
Sambil ngobrol dengan beberapa teman, saya dan Deasy meninggalkan ruang tunggu
keberangkatan. Tiba di dermaga, tepat di samping tangga, saya berdiri sambil
memperhatikan penumpang yang naik. Saya ingin jadi penumpang terakhir yang naik
ke dalam ferry. Kangen moment-nya
sih!
“Meit!
Naik! Cepat naik!” kata suara dari atas. Saya mendongak melihat kearah suara.
“Hi
Capt! Ok, sebentar...,” kata saya sambil siap-siap untuk naik tangga.
Sesaat
setelah ada di dalam ferry, saya memperhatikan tempat bagasi. Mencari tempat
untuk menyimpan traveling bag saya dan Deasy. Sempat bertukar kabar dengan captain
dan teman kerja dulu... ahaha! Lengkap!
Ferry
Wan Sendari bergerak meninggalkan pelabuhan. Saya dan Deasy memilih tempat
duduk berbahan kulit di samping jendela. Rencana saya untuk tidur, sepertinya
harus ditunda. Karena tanpa direncanakan, saya ketemu temen lama di ferry.
Rasanya
perjalanan kali ini memang jadi perjalanan reuni buat saya.
Coconut Head @ POO |
~~~yang
punya blog~~~
Eeerrr...
perasaan saya, masalah kepanikan, ketegangan dan kehebohan sudah berakhir
ketika masuk ke ruang tunggu keberangkatan di BBT. Tapi rupanyaaa....
cerita kemarin berlanjut yah bu :d ...baru ngeh kok bisa leluasa didaerah sini, oh mantan orang dalam toh :-?
BalasHapus@Ilham: Hehehe... warningnya udah ada di postingan2 awal :))
BalasHapus