Kucing Terhormat

Beberapa tahun yang lalu, sahabat saya Pipiet sempat cerita kalau dia baru beradu pendapat dengan seseorang yang kami kenal. Jadi ceritanya, Pipiet protes dengan tindakan orang itu karena perilakunya yang tidak baik terutama dalam menghargai suatu hubungan. Kalimat Pipiet yang saya ingat adalah,"hanya kucing terhormat yang tidak akan mengampil ikan yang bukan miliknya!"

Nah, waktu itu saya sempat tanya,"kok kucing?!" 

"Iyalah...kucing kan asal ada ikan dia ambil, kecuali kucing terhormat!"

"Masalahnya, apa ada kucing terhormat? Ada???"

"Maka dari itu! Kalau dia ngga menghargai suatu hubungan, hanya mau seneng-seneng sendiri...apa bedanya dia dengan kucing yang suka curi ikan majikannya?"

~~~

Baiklah. Itu obrolan di sebuah sudut cafe. Dan kemarin malam, saya kembali teringat pada obrolan itu ketika adik bungsu saya sedang menyodorkan potongan stik ikan ke kucing berbulu hitam putih milik Haekal, keponakan saya.

"Kenapa harus dikasih begitu?"

"Ya kalau dilempar ke lantai atau dibiarin di lantai ngga akan dimakan sama dia...dia baru mau makan kalau disodorin seperti ini," kata adik saya sambil membiarkan si Sater - nama kucing itu - mengambil sedikit-sedikit makanan yang ada di telapak tangan adik saya.

"Masa sih?" Jujur saya ngga percaya.

"Itu ikan dari tadi dilempar ke kolong kursi, ngga dia makan...," jawabnya sambil menunjuk sepotong kecil ikan goreng.

"Ini gara-gara, dulu waktu baru tinggal di sini, dia suka naik ke atas meja dan ambil makanan. Terus sering disentil tiap ketauan...,"

"Ooo...jadi sekarang dia jadi kucing sopan? Jadi kucing terhormat?" Tanya saya lagi.

"Iya, sopan lah sekarang..."

Jadi, obrolan dulu dengan Pipiet tentang kucing terhormat, bukan sekedar omong kosong. Ini penampakan si Sater.

~~~yang punya blog~~~

Jadi yang suka ambil sesuatu yang bukan miliknya, kalah sopan dibanding si Sater!