Dibawah Sunset & Taburan Bintang [re-post]
Dipantai dengan laut yang sangat bersahabat … Berasa damai disaat suasana hati lagi engga jelas. Sebenernya, aku ada disini untuk temenku, tapi akhirnya kami … 3 orang wanita yang punya permasalahan hampir mirip dan mungkin juga dialami oleh semua wanita didunia ini. Dan hari itu, statement temenku untuk aku engga berlaku, “…It’s compliment ibu, it means you are a trustworthy friends for everybody”.
Dibawah sunset, ada secangkir teh O didepanku … akhirnya kami sharing tentang relationship! Apa jadinya ketika kejujuran pada sebuah hubungan dipermainkan? Ketika sejuta alasan bisa dibuat untuk menutupi kebohongan demi kebohongan? Ketika perasaan dipermainkan? Ketika kata cinta diumbar seperti tanpa beban dan tanpa makna? Untuk apa memberikan separuh hatinya kepada seseorang kalau kemudian mengabaikan penerimanya termasuk separuh hatinya yang dititipkan itu? Siapa yang jadi korbannya siapa? Bukannya sebuah hubungan itu milik 2 orang yang harus dirawat bareng oleh pemiliknya? Salah siapa ketika hubungan itu tidak seindah dan sekokoh yang dibayangkan? Salah siapa kalau kemudian hadir orang lain mengisi kekosongan diantara rapuhnya sebuah hubungan atau bahkan ditinggalkan tanpa terawat oleh salah satu pemiliknya tanpa alasan? Masih berhak kah dia “menagih” sebuah hubungan yang telah diabaikannya sekian lama tanpa alasan dan muncul dengan sejuta alasan? Adilkah untuk orang yang ditinggalkan, orang yang “sejenak” terlupakan, sepotong cinta atau hati yang terabaikan, hubungan yang “dilupakan sesaat”?
Dari cerita-ceritaan kita bertiga itu, ternyata ada pola yang sama dan kita jadi curiga bahwa para lelaki kita ituh jangan-jangan muridnya si Mister David yang pesulap kesohor itu lagih … punya ilmu menghilang, so’ jadi misterius dan ketika kembali akan ada sejuta alasan yang bikin kita jadi nerima dia kembali dengan mengabaikan seberapa jauh kebenaran dari alasannya itu. “Tapi itu cara mereka bikin kita iba, maklum dan ngerasa bersalah … Hemm… Mantan gue dulu alasannya juga gitu. Ko’ polanya sama ya?” … “bisa bener sih, bisa jadi dia cuma create story doang, cari alesan!” … aku hanya manggut-manggut aja sambil mikir, apa iya kamu dusta seperti kata mereka atau kamu hanya manfaatin aku untuk balesin dendam kamu karena masa lalu kamu?
Bedanya hanya, yang satu released … satunya lagi seperti benang kusut … satunya lagih terlalu setia … jadi saran yang waktu itu muncul hanya, ”… Kasih dia sedikit aja shock therapy ala kita!” Ide gila? Mungkin! Tapi mungkin juga bukan ide gila … Apalagi kalau berpikir untuk menyelamatkan sebuah hubungan, at least … mendapatkan solusi: dilanjutkan dengan beberapa perbaikan disana sini, itupun kalau bisa … atau selesaikan dengan damai, supaya kaki bisa melangkah dengan ringan to see the sunrise! Meskipun ya belum tentu melihat matahari terbit itu bersama dengan orang yang saat ini diharepin … siapapun dia, mestinya seseorang yang lebih baik dan lebih care sama kita! Seseorang yang bisa dan mau berbagi dengan kita untuk segala hal. Seseorang yang bisa membuat kita jadi diri kita sendiri tanpa harus penuh dengan kepura-puraan dan bisa saling meng-apresiasi dengan baik semua usaha yang kita berdua lakukan. Supaya kita bisa ngerasain arti kebahagian sesungguhnya untuk menjawab pertanyaan, “…it’s seems I have no right untuk dapetin kebahagiaan gue?”
…silent… Pantai mulai sepi… sunsetnya juga udah ilang, perlahan tapi pasti taburan bintang mulai hadir malam itu dan sesekali ada serombongan fireflies yang lewat melintas deket banget sama kita … seolah mau bilang, “Ladies, what can I do for you tonight?” dan aku ngerasa sediiiih banget, “I wish he was here tonight with me to enjoy the night with stars and fireflies!” … temenku nimpalinnya tenang banget secara dia udah ngelewatin fase ini … “Welcome to the club! Hehe.. Well, we must learn to take things easy my dear. We tend to think with our feeling, not brain. What do say if we change our strategy?”
Katanya lagi, “When you are falling in love… you need friends to be your eyes to see the truth because love is blind!” Kataku, “Can we follow our feeling? Bisa ga kita berpegang pada hati nurani kita aja?” Pertanyaan itu langsung dibantah keras, “Gue beneran pengen marah jadinya sama elu!?” … “Elu tuh terlalu polos, terlalu lugu … kayak gue!” mmmpppfffhhh … nahan ketawa pas denger bagian akhirnya … antiklimaks! Setelah itu, ibarat petasan cabe, temenku engga kasih kesempatan aku untuk ngomong dan baru berenti ketika makanan yang dipesen dateng … ***jangan-jangan dia itu tadi ngomong engga ada titik komanya gara-gara laper, jadi kebawa emosi!*** Pas lagi sunyi gitu, temenku yang satunya lagi bilang … “tapi mungkin engga ya kalo ini tuh jawaban atas do’a atau permintaan yang pernah kita minta ama Allah?” ***PLAAAAK!!! Duuuh … sakit! Berasa ketampar banget, tapi bisa jadi iya … hiks*** “Kecuali kalo ternyata dia balik dan mau memperbaiki keadaan ya bisa dicoba sih, tapi itu juga tergantung kita juga … mau engga nerima dia balik … karena hubungan ini, bukan cuma milik elu, elu atau gue atau dia doang … tapi milik berdua … media ujian proses pendewasaan buat berdua lah …”
Pointnya dari semua itu … on the way pulang, aku jadi inget satu SMS yang pernah aku terima bahwa sebuah hubungan yang baik itu adalah ketika ada perhatian, kehangatan, menerima dengan apa adanya, perasaan aman, perduli, pengertian, menghargai dan intensitas komunikasi yang baik (lisan/tulisan), memang tidak akan 100% sempurna tapi kalau sudah mendekati itu, cukuplah.
+++
Dari komen terdahulu [posting-an tanggal 14/03/07]:
Anonymous berkata...
wekekeke... teori yang bilang bahwa perempuan itu membingungkan sudah terbantah dengan jelas. Yang ada, lelaki juga tidak kalah membingungkan! Tapi sebenarnya, kebingungan-kebingungan itu justru dapat dijembatani dengan komunikasi 2 arah yang baik. Dalam hubungan apapun, kita adalah aku dan kamu, bukan aku atau kamu. Semoga para pria bisa lebih mengerti bahwa meninggalkan wanita dalam kebingungan sama artinya dengan mengukuhkan bahwa ia bukanlah pria sesungguhnya... (vika)
Mamah Ani berkata...
hubungan yang baik adalah ketika 2 pihak yang berhubungan saling menghargai, saling mensupport, saling memberi energi, itu juga udah cukup banget koq
Rey berkata...
setuju deh mbak, kalo cowok punya ilmu menghilang, tiba2 datang, tiba2 pergi, gak jelas maunya apa (deuuu... jadi curhat)
Iman Brotoseno berkata...
ada lagu dangdut.." Tidak semua laki laki..."....
haduh mba... to build relationship susyah ya.. apalaghi mempertahankan relationship... hiks :'(
sefawkes berkata...
neng, meuni engap baca na hihihi panjang pisan...take it easy neng...let it flow..just follow your heart dear :D
coni berkata...
itu judulnya kejarlah daku kau kujitak.... makan nasi
bagi yg udah nikah, hubungan (suami istri) itu hanya atas dasar ibadah, menggenapkan separuh dien, jadi apapun yg dilakukan akan terus berada koridor ibadah (kebaikan), tidak akan saling menyakiti, senantiasa saling melindungi. insyaallah... amiin.
BalasHapus